TEKS BERJALAN

SELAMAT DATANG DI BLOG TUBAGUS AJI PERMANA

Wednesday, December 7, 2016

Review Contoh Desain Komunikasi Visual

NAMA                           : Tubagus Aji Permana
NPM                               : 5A414901
KELAS                          : 3IA22
MATA KULIAH            : Desain Pemodelan Grafik
NAMA DOSEN             : Syefani Rahma Deski
Ruang lingkup Desain Komunikasi Visual Meliputi:

Advertising (periklanan)
Menekankan untuk mempengaruhi dan merubah orientasi konsumen untuk kepentingan ekonomi, seperti iklan TV, iklan majalah.

Animasi
Berupa gambar bergerak, baik 2D maupun 3D, contohnya anime dan CGI (Computer Generated Image).

Desain identitas Usaha (corporate identity)
Pembuatan identitas sebuah perusahaan, seperti seragam, logo.

Desain Marka lingkungan
Antara lain adalah pembuatan tanda-tanda penunjuk jalan.

Multimedia
Lebih fleksibel karena tidak terpaku pada 1 jenis media.

Desain Grafis Industri (promosi)
Hampir sama dengan iklan, mungkin bedanya hanya tidak berorientasikan ekonomi (untuk menambah konsumen loyal dan keuntungan) tapi hanya sekedar memberi informasi

Desain Grafis Media
Pembuatan media tulis-menulis seperti buku, surat kabar, majalah

Cergam
Pembuatan cerita bergambar seperti komik, karikatur, Poster

Fotografi, Tipografi dan ilustrasi
Tentang pengambilan gambar, jenis dan bentuk tulisan, serta pemvisualisasian sebuah ide.

Teori desain komunikasi visual

A. Teori Sensual

Gestalt
          Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil.
Istilah “Gestalt” mengacu pada sebuah objek/figur yang utuh dan berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya.

          Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, and Wolfgang Köhler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.
Teori gestalt banyak dipakai dalam proses desain dan cabang seni rupa, karena banyak menjelaskan bagaimana persepsi visual dapat terbentuk. Persepsi jenis ini bisa terbentuk karena:
  • Kedekatan posisi (proximity)
  • Kesamaan bentuk (similiarity)
  • Penutupan bentuk
  • Kesinambungan pola (continuity)
  • Kesamaan arah gerak (common fate)
  • Gestalt dan Komunikasi Visual
          Kekuatan teori gestalt terhadap persepsi visual adalah perhatiannya terhadap bentuk-bentuk yang menyusun konten sebuah gambar. Analisis dari suatu gambar harus dimulai dengan konsentrasi kepada bentuk-bentuk yang secara alamiah muncul dalam gambar.
Ingatlah bahwa warna, bentuk, kedalaman, dan pergerakan adalah karakteristik dasar dari suatu gambar yang memberitahu otak.

          Gestalt mengajarkan komunikator visual untuk menggabungkan unsur-unsur dasar tersebut menjadi keseluruhan yang bermakna. Pendekatan ini juga mengajarkan seniman grafis untuk memusatkan perhatian pada unsur-unsur tertentu dengan bermain melawan prinsip-prinsip gestalt. Sebagai contoh, sebuah logo perusahaan (atau merek dagang) akan diketahui dalam sebuah iklan jika memiliki bentuk yang berbeda, ukuran, atau lokasi dalam kaitannya dengan elemen-elemen lain dalam layout.

Konstruktivisme
          Pendekatan gestalt telah dikritik karena hanya menggambarkan persepsi daripada memberikan penjelasan tentang bagaimana persepsi ini sebenarnya memberi makna pada sebuah gambar. Akibatnya, beberapa psikolog gestalt berusaha untuk mengembangkan teori-teori yang membantu menjelaskan pentingnya keadaan mental si pengamat sendiri ketika sedang aktif mengamati.

          Pada tahun 1970, Julian Hochberg, seorang profesor psikologi di Universitas Columbia, menemukan bahwa mata pengamat terus-menerus bergerak ketika mereka mengamati gambar. Fokus fiksasi ini semua bergabung dengan ingatan jangka pendek pengamat untuk membantu membangun sebuah gambaran dari suatu kejadian.

Pengamat menyusun adegan dengan fiksasi mata jangka pendek bahwa pikiran bergabung menjadi kesatuan gambar. Untuk Hochberg, pendekatan yang gestalt gambarkan kepada pengamat terlalu pasif. Sebaliknya, konstruktivisme menekankan gerakan mata pengamat dalam keadaan persepsi aktif.


B. Teori Perseptual

Semiotika
          Bendera yang ditinggikan di atas stadion sepak bola dan ditonton takzim selama menyanyikan lagu kebangsaan di tribun dan di lapangan adalah sebuah tanda. Tangan kanan ditempatkan di dekat dada selama menyanyikan lagu kebangsaan adalah suatu tanda. Kata-kata yang dikeluarkan dalam program tentang pemain sepak bola di lapangan adalah tanda-tanda.

Close-up foto-foto pemain berjongkok dan menunggu menjentikkan bola selama pertandingan adalah tanda-tanda. Angka yang menyala di papan angka adalah tanda-tanda. The “high-five” menampar seorang teman setelah tim touchdown adalah tanda. Siluet sederhana menggambarkan seorang laki-laki di atas pintu kamar pria adalah sebuah tanda.

          Sebuah tanda hanyalah sesuatu yang berdiri untuk sesuatu yang lain. Setelah membaca daftar sebelumnya tanda-tanda Anda mungkin bertanya: Apa yang bukan tanda? Itu pertanyaan yang bagus karena hampir semua tindakan, objek, atau gambar akan berarti sesuatu kepada seseorang di suatu tempat.
Representasi fisik adalah sebuah tanda jika memiliki makna di luar obyek itu sendiri. Akibatnya, makna di balik tanda-tanda harus dipelajari. Dengan kata lain, untuk sesuatu yang menjadi tanda, para penyimak harus memahami maknanya.

           Penerimaan Semiotika, Pierce dan de Saussure tidak terlalu tertarik pada aspek-aspek visual tanda-tanda. Mereka adalah ahli bahasa tradisional yang mempelajari cara kata-kata digunakan untuk mengomunikasikan arti melalui struktur naratif.
Namun, selama bertahun-tahun semiotika telah berkembang menjadi teori persepsi yang melibatkan penggunaan gambar dalam cara yang tak terduga. Sebagai contoh, Sebeok mengidentifikasi beberapa topik semiotika yang telah dipelajari peneliti.

          Selain topik yang jelas mengenai tanda-tanda visual dan simbol digunakan dalam desain grafis, mereka termasuk semiotika teater, dimana unsur-unsur kinerja dianalisis; semiotika televisi dan komersial; semiotika pariwisata; semiotika dari tanda-tanda yang digunakan dalam seragam pramuka; sistem semiotika notasi yang digunakan di tarian, keterangan notasi yang digunakan dalam tari, musik, logika, matematika, dan kimia; dan semiotika perkotaan, di mana kota dipandang sebagai simbol sosial.

Lapangan semiotika telah menjadi sangat populer sehingga jurnal, konferensi internasional, dan departemen akademik di universitas sekarang mengabdikan diri untuk semiotika.
Tiga Jenis Tanda

C. Melihat dengan jelas adalah aktifitas manusia

          Semiotika dan pendekatan kognitif komunikasi visual menyatakan bahwa pikiran manusia adalah organisme hidup dan jauh lebih rumit dimana ilmu pengetahuan mungkin tidak sepenuhnya mengerti. Tapi berarti koneksi antara apa yang orang lihat dan bagaimana mereka menggunakan gambar-gambar tersebut muncul ketika proses mental dipandang sebagai manusia bukan suatu proses mekanis.

D. Hubungan Teori Dasar Komunikasi Visual dengan Teknologi Pendidikan

          Dalam kurikulum dan teknologi pendidikan, seorang teknolog pendidikan dalam merancang pembelajaran memerlukan ilmu mengenai tanda yang terdapat dalam semiotika, membutuhkan teori gestalt dalam menampilkan gambar sebagai media penyampaian pesan, memerlukan ilmu yang mendukung proses penyebaran informasi maupun teori-teori dasar lain dari komunikasi visual agar pesan yang disampaikan bisa diterima oleh para pelajar.


sumber :
http://rezkyafifah.blogspot.co.id/2016/12/review-contoh-desain-komunikasi-visual.html
https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/research/desain-komunikasi-visual/

No comments:

Post a Comment